Materi Pancasila


MAKALAH
KEGAGALAN KOMUNIS DI INDONESIA
Disusun Guna Memenuhi Tugas Akademik
Mata Kuliah: Pancasila
Dosen Pangampu: Dhoni Fajar Fauzi, SH., M.H.
Hasil gambar untuk IAIN SURAKARTA



                                                              



Disusun oleh:
Lintang Ngesti Rahayu Kusuma
(182111057)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2018/2019


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Komunis merupakan ajaran yang mendasarkan pada suatu kebaikan yang hanya diperuntukkan bagi kepentingan dan keuntungan kelas asyarakat totalitas dengan menghalalkan segala cara. Masyarakat yang diidamkan dan dicita-citakan komunis dunia adalah masyarakat yang tidak dibatasi kesadaran nasional dan komunis menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme. Selain itu, ajaran-ajaran komunis juga menyerukan kepada kaum buruh sedunia untuk bersatu dan memerangi agama.[1]
Hal ini jelas sangat bertolak belakang dengan ajaran panacasila. Panacasila mengajarkan kepada manusia untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hidup manusia tergantung kepada-Nya. panacasila juga mengormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia, di samping kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, demokratis dan musyawarah serta keadailan sosial.[2]
Sehingga pada saat paham komunis masuk ke Indonesia yang pertama kali diperkenalkan ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama Sneevliet melalui organisasi ISDV (Indische Social Democratische Vereniging) namun tidak mendapat sambutan baik dari masyarakat Indonesia, akhirnya kaum komunis Indonesia memisahkan diri dari ISDV dan mendirikan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ingin melaksanakan garis politik yang ditetapkan oleh komunisme internasional (Heinrich Karl Marx dan Lenin). [3]Masyarakat Indonesia dengan nilai-nilai pancasila yang telah melekat dengan kepribadiannya dapat menggagalkan kejayaan komunis di Indonesia, karna bagaimanapun juga hanya pancasilalah yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.


B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana konsep Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia?
2.    Mengapa komunis gagal menguasai Indonesia?














BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pancasila Jati Diri Bangsa Indonesia
Lahirnya panacasila sebagai ideologi dan dasar negara tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa dan perkembangan peradaban manusia. Selama beratus-ratus tahun masyarakat berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa. Setelah melalui proses yang cukup panjang, bangsa Indonesia menemukan pancasila yang oleh pendiri kita dikatakan sebagao rumusan sederhana namun mendalam, karna digali dari nilai-nilai luhur bangsa, dan kemudian disepakati sebagai ideologi dasar Negara. Seperti dalam pidato Presiden Sukarno pada hari lahirnya pancasila 1 Juni 1945 “Aku bukan pencipta Pancasila. Pancasila diciptakan oleh bangsa Indonesia sendiri. Pancasila terbenam di dalam bumi bangsa Indonesia 350 tahun lamanya, aku gali kembali dan aku sembahkan Pancasila ini di atas persada bangsa Indonesia kembali ... dan ak melihat di dalamnya kalbunya bangsa Indonesia itu ada dalam lima perasaan ... di hadapan sidang inilah, untuk pertama kalinya saya formulirkan apa yang telah kita kenal sekarang dengan perkataan pancasila.” Dengan kata lain, di dalam diri setiap manusia Indonesia melekat nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.[4]
B.  Kegagalan Komunis di Indonesia
Sebagai Negara pertama yang memenangkan revolusi komunis, Uni Soviet menganut sikap politik luar negeri yang mendukung perkembangan ideologi komunis di Negara-nehara lain di dunia. Setelah perang dunia II Uni Soviet sangat memungkinkan untuk menguasai seluruh wilayah Eroba Timur, namun tidak untuk Eropa Barat karna tertahan oleh Amerika Serikat.[5]
Oleh sebab itu Uni Soviet berusaha mengalahkan kekuatan lawan –lawannya dengan meluaskan pengaruhnya di bagian-bagian dunia lainnya menggunakan konsep offensif. Konsep ini merupakn satu usaha integral dari kegiatan politik dan militer yang memungkinakan pihak komunis merebut kekuasaan di Negara-negara yang sedang berkembang. Salah satu sasarn offensif Uni Sovet ini adalah Indonesia. Pihak komunis telah berusaha dua kali untuk merebut kekuasaan di Indonesia. Pertama pada tahun 1948 dan yang kedua pada tahun 1965. Akan tetapi kedua usaha itu mengalami kegagalan. Di Indonesia usaha pemberontakan komunis dapat digagalkan secara tuntas dalam waktu kurang dari satu tahun, baik itu dalam tahun 1948 maupun tahun 1965.[6]
Salah satu tokoh komunis Indonesia adalah Muso. Partai Komunis Idonesia (PKI) berhasil menarik Amir Syariffudin dan kekuatan bersenjata PERSINDO (Pemuda Sosials Indonesia) bergabung dengan Muso dan PKI nya. Namun demikian Pasukan Siliwangi tidak kalah dalam melawan PKI, PKI tidak mampu memadukan antara aksi militer dengan gerakan rakyat yang mendukungnya. Ketika Madiun sebagai pusat pemberontakan PKI, Pasukan Siliwangi dapat menuntaskan PKI sampai akhirnya Muso tertembak. Menurut Yusuf Bakri (pemimpin PKI daerah Solo Selatan). Kekalahan PKI pada tahun 1948 disebbakan beberapa kesalahn besar. Pertama, PKI kurang persiapan, rakyat tidak bergejolak melawan pemerintah RI, karna pada saat itu rakyat Indonesia hanya mengerti bahwa bangsanya sedang perang melawan Belanda. Kedua, pasukan PKI khusunya PERSINDO terlalu menganggap dirinya kuat. Mereka tidak menyadari bahwa kemampuan dan pengalaman mereka masih di bawah pasukan pemerintah, khususnya Siliwangi. Ketiga, para pemimpin PKI menurut pendapat Yusuf Bakri tidak menyadari bahwa semangat revolusi telah dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia yang sedang menghadapi perjuangan kemerdekaan dan tidak pihak PKI saja. Dengan tertangkapnya Amir Syariffudin habislah semua perlawanan PKI.[7]
Tujuh belas tahun setelah kegagalan tahun 1948. PKI masih mencoba melakukakn usaha untuk merebut kekuasaan Indonesia pada tahun 1950. PKI berkembang menjadi organisasi yang besar, karna Uni Soviet juga sudah menjadi Negara adikuasa yang kuat. Setelah tahun 1950 Presiden Sukarno justru menunjukkan simpatinya terhadap PKI, padahal sebelumnya yakni tahun 1948 beliau menentang PKI. Hal itu mungkin karena Presiden Sukarno berpendapatan bahwa beliau dapat mengendalikan PKI dan menggunakannya untuk kepentingan Indonesia. Padahal dalam kenyataannya justru PKI memanfaatkan simpati Bung Karno untuk semakin memperkuat posisisnya dalam Negara dan masyarakat Indonesia. Banyak organisasi di Indonesia yang terpengaruh unsure PKI. Termasuk TNI-AD. Namun TNI-AD masih mampu menghalangi PKI dalam aksinya. Pada saat suasana masyarakat penuh dengan ketegangan sebagai akibat dari kondosi ekonomi yang parah, tingkat inflansi tinggi. Hal ini dimanfaatkan PKI untuk lebih memanaskan suasana dan keadaan sosial.pengaruh PKI pun meluas dan Presiden Sukarno semakin dekat dengan PKI. [8]
Namun PKI tetap gagal merebut kekuasaan INdonesiapada taun 1965. Sama seperti tahun 1948,pada tahun 1965 rakyat sama sekali tidak ada gerakan untuk melawan TNI-AD dan pemerintah Indonesia. Rakyat Indonesia justru masih semangat untuk melakukan perlawanan terhadap PKI, sampai akhirnya PKI gagal untuk yang kedua kalinya.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Paham komunis sangat tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia yang tertuang dalam pancasila. Oleh sebab itu, ketika paham komunis masuk ke Indonesia rakyat Indonesia yang telah lekat dalam jiwanya akan nilai-nilai pancasila tidak dapat menerima komunis, hingga akhirnya pemberontakan yang dilakukan komunis untuk merebut kekuasaan Indonesia pun gagal.


















DAFTAR PUSTAKA

Suryohadiprojo, Sayidiman. 1992. Pancasila, Islam dan ABRI. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Munaf, Dicky R. 2016. Memahami dan Memaknai Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Kurnia, Anwar dan H. Moh Suryana. 2007.Sejarah. Yudhistira Ghalia Indonesia.
Setijo, Pandji. 2009. Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa. Jakarta: Grasindo.




[1] Pandji Setijo, Pendidikan Pancasila Perspektif Sejarah Perjuangan Bangsa (Jakarta: Grasindo, 2009), hlm. 96
[2] Ibid. Hlm. 92
[3] Anwar Kurnia dan H. Moh Suryana, Sejarah (Yudhistira Ghalia Indonesia, 2007), hlm.52
[4] Dicky R. Munaf, Memahami dan Memaknai Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016), hlm. 1-4

[5] Sayidiman Suryohadiprojo, Pancasila, Islam dan ABRI (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992), hlm. 89-90
[6] Ibid. Hlm. 91
[7] Sayidiman Suryohadiprojo, Pancasila, Islam dan ABRI (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1992), hlm. 93-96
[8] Ibid. Hlm. 96-98

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel "Anak ku di Potret Malaikat"

Kebijakan One Belt One Road

Spesifikasi Hardware Sistem Operasi