Kebijakan One Belt One Road
MAKALAH
PENGANTAR
ILMU EKONOMI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Akademik
Mata Kuliah: Pengantar Ilmu Ekonomi
Dosen pangampu: Bapak
Aswin Adhyatma, SE., M.M.
Disusun
oleh:
Lintang Ngesti Rahayu Kusuma
|
(182111057)
|
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2018/2019
DAFTAR ISI
Halaman
Judul............................................................................ 0
Daftar
Isi................................................................................... 1
BAB
I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah......................................................... 2
2. Rumusan Masalah............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kebijakan One Belt One Road.................................... 3
B. Dampak
Kebijakan One Belt One Road bagi Cina........................... 4
C. Dampak
Kebijakan One Belt One Road bagi Negara Berkembang........ 5
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan....................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan
baru Silk Road Cina atau yang disebut One Belt One Road (OBOR) dimulai pada
tahun 2013 oleh presiden Cina Xi Jinping. Presiden Xi Jinping ini membangun
strategi ini dengan maksud agar dapat menjadi suatu kekayaan Cina untuk masa
depan. Maksudnya adalah strategi ini merupakan strategi Cina yang mengkhususkan
dibidang perdagangan, baik pedagangan jalur laut maupun darat untuk memudahkan
Cina mengakses perdagangan yang ada di dunia ini, karena pada saat ini Cina
sedang berusaha untukmenjadi kekuatan ekonomi dunia. Dimana dalam pelaksanaan
kebijakan tersebut tak hanya melibatkan satu atau dua Negara, melainkan banyak
Negara di Eurasia yang terlibat. Negara-negara yang terlibat itu tidak mungkin
tdak terpengaruh akan dampak positif maupun dampak negative dari kebijakan one
belt one road ini. Oleh karena itu, di maklaah ini akan menganalisa tentang
kebijakan one belt one road serta dampak yang ditimbulkannya, khususnya di
negara-negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud kebijakan One Belt
One Road?
2. Bagaimana dampak kebijakan One Belt One
Road terhadap Cina?
3. Bagaimana dampak kebijakan One Belt One
Road bagi negara-negara berkembang?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan One Belt One Road
One
Belt One Road (OBOR) adalah istilah yang sama maknanya dengan jalur sutra pada
sejarah yang telah ada, obor tersebut adalah istilah untuk jalur sutra baru
yang lahir di masa ini. Jalur sutra sudah ada sejak 200 tahun sebelum masehi
pada masa Dinasti Han, untuk menghubungkan jalan perdagangan dan budaya antara
Cina dengan Asia Tengah dan Asia Selatan, serta dengan Eropa dan Timur Tengah.
Kebijakan
ini terdiri dari dua unsur yaitu Sabuk Ekonomi Jalur Sutra Baru (New Silk Road
Economic Road), dimana unsure pertama ini mengkhususkan hubungan ekonominya
dengan Asia tengah dibidang perdagangan melalui jalur darat yang difokuskan
pada jalur kereta api. Rute darat ini merupakan strategi Cina dalammengurangi
pengawasan dagang oleh Amerika Serikat. Karena seperti yang kita ketahui
Amerika Serikat adalah salah satu negara yang saat ini memegang perekonomian
terbesar di dunia. Strategi ini adalah usaha Cina untuk memperkuat
perekonomianya, Cina tidak ingin perekonomiannya tumbang. Sekaligus Cina juga
berusaha untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.
Unsur
yang kedua adalah Jalur Sutra Maritime Abad 21 (21 St Century Maritime silk
road) yang bertujuan untuk memperkuat hubungan Cina dengan Asia selatan dan
Asia Tenggara yang utamakan pada keamanan perdagangan maritime. Renacana
tersebut bertujuan untuk merealisasikan jalur sutra yang sudah ada pada tahun
200 sebelum masehi dengan jaringan modern jalur kereta api cepat, jalur
kendaraa darat, pelabuhan, dan tol yang membentang di kawasan Asia. Tol yang
dimaksud adaah yang membentang dari Cina ke Asia tengah dan Timur Tengah, yang
membentang dariPantai Selatan dan yang membentang dari Yunnan dan Guang Xi ke
Asia Tenggara. Bagi pemerintah cina, master
plan jalur sutra maritime (laut) akan menghubungkan jalur pelayaran mereka
melalui Fujian ke Selat Malaka, Teluk Bengal, Laut Arabia, terusan Suez dan
Laut Tengah yang mana jalur tersebut menghubungkan negara-negara di Pantai
Afrika Timur. Cina perlu membangun jalur seperti itu karena masuknya pasokan
energy (minyak bumi dan gas) mereka melalui Selat Malaka. Mereka enggan memasok
dari Asia Tenggara karena akan lebih mahal. Sehingga Cina berinisiatif untuk
membangun jalur ini seperti yang pernah dilakukan oleh nenek moyang terdahlu di
jalur Sutra, namun sekarang tidak hanya laut, tapi juga darat.
B. Dampak Kebijakan One Belt One Road bagi Cina
Kebijakan
luar negeri Cina ini dipandang sebagai kebijakan yang muncul karena adanya
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mendorong terciptanya
kebijakan ini adalah faktor domestic Cina, dimana Cina tidak ingin
perekonomiannya terjadi krisis. Perekonomian yang bergantung pada ekspor dan
investasi regional dinilai kurang efektif dalam mengatasai perekonomian
nasioanal. Cina berinisiatif untuk menemukan pasar ekspordan teteap menjada
pasar yang ada serta meminimalkan kesenjangan pembangunan antar wilayah. Selain
itu juga Cina ingin tetap menjaga stabilitas di dalam maupun di luar negeri.
Cina
menerapkan strategi pembangunan ekonomi regional. Salah satu bagian dari
strategi ini mencakup ekspor produk dari Xinjiang ke negara-negara tetangga
Cina di Asia tengah. Untuk meningkatkan arus perdagangan antara xinjing dan
negara-negara Asia Tengah, Cina berinvestasi lebih dari US $91 milyar daam
pembangunan infrastruktur di bagian barat Cina. Hal ini selain untuk menciptakan stabilitas
wilayah secara ekonomi dan politik, semata-mata juga untuk meningkatkan
keuntungan domestic bagi Xinjing, tanpa harus dirasa sebagai ancaman bagi
negara-negara lainnya di Asia Tengah.
Di
Asia Tengah banyak negara-negara yang kaya akan sumber energy. Cina
memanfaatkan keadaan ini untuk meningkatkan impor energinya ke negara-negara
Asia Tengah, khususnya Khazakhtan dan Turkmenistan. Degan demikian, jalur sutra
ini sangat berperan vagi Cina untuk mempermudah memperoleh akses suplai energy
dari Asia tengah. Sehingga, Cina dapat lepas ketergantungan pada Rusia. Karena
Cina sudah merasa aman akan ketersediaan energy yang disuplai dari Asia Tengah.
Selain
tentang keamanan tersediaan energi, dalam kebijakan jalur sutra ini dapat juga
menjamin pasar ekspor dan memperluas jaringan transportasinya. Dengan
terjalinnya jaringan transportasi yang luas antar berbagai negara, sebagai
contoh Cina berinvestasi di Kanal Thailand untuk memotong jalur transit antara
Asia dan Eropa, yang juga digunakan sebgai rute unuk menghindari Selat Malaka.
Singkatnya adalah Cina menghemat perjalanan laut dan membangun transportasi
darat sebagai solusinya. Hal ini merujuk pada kepentingan agar terjaminnya suplai
energy dan bahan mentah dari Asia Tengah danTimur tengah ke Cina.
Jadi,
kebijakan Cina ini akan condong berdampak pada kemajuan perekonomian Cina,
dengan infrastruktur yang memadai dan bisa jadi hal ini akan meningkatkan
esempatan Cina untukmejadi salah satu kekuatana ekonomi dunia.
C. Dampak Kebijakan One Belt One Road bagi Negara-negara
Berkembang
Secara
spesifikakan saya paparkan dampak kebijakan Cina (One Belt One Road ) bagi
negara-negara berkembang. Kebijakan Cina ini membawa dampak besar bagi negara—negara
lainnya, termasuk negara-negara berkembang ASEAN dan pada Srilanka. Di
negara-negara ASEAN salah satunya Indonesia kebijakan ini membawa dampak
positif karna kebijakan ini sesuai dengan apa yang menjadi rencana Presiden
Jokowi yang ingin membangun infrastruktur maritime Indonesia. Namun di sisi
lain kebijakan pembangunan infrastruktur tersebut membutuhkan biaya yang tidak
sedikit, sehingga beberapa negara seperti Srilanka terbebani, sehingga Srilanka
harus member izin penggunaan pelabuhan yang dimilikinya kepada Cina selama 99
tahun karena tidak dapat membayar pinjaman sebesar US $1,4 milyar kepada Cina.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebijakan
One Belt One Road (OBOR) yang diinisiasi oleh presiden ke-7 Cina Xi Jinping
adalah sebagai warisan untuk pemerintah Cina kedepannya, untuk memperkuat
perekonomian Cina dan untuk meningkatkan peluang Cina dalam menjadi kekuatan
ekonomi dunia. Setiap kebijakan mempunyai dampak, begitu juga dengan kebijakan
One Belt One Road Cina ini. Hal ini berdampak positif karena akan terbentuknya
infrastruktur maritim yang memadai diberbagai negara termasuk negara
berkembang. Namun, di sisi lain juga membawa dampak negatif bagi negara yang
bergantung pada Cina, terbenani hutang Cina dalam pembangunan infrastruktur
tersebut dan akhirnya harus memberikan fasilitas yang ada di negaranya untuk
dikuasai Cina dengan jangka waktu tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Iqbal
Ramadhan. 2018. China’s Belt Road Initiative: Dalam Pandangan Teori Geopolitik Klasik.
Journal of International Studies.
Indriana
Kartini. 2015. Kebijakan Jalur Sutra Baru Cina dan Implikasinya Bagi Amerika
Serikat. Journal of International Studies.
Komentar
Posting Komentar